11). Naning Scheid
Naning Scheid, lahir di Semarang, 5 Juni 1980. Penulis dan Pemain Teater. Pengajar di Fakultas Bahasa Inggris UPGRIS sebelum meninggalkan Indonesia. Aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan di Belgia. Sarjana Pendidikan Universitas PGRI Semarang dan Sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia CEFORA Belgia. Berkebangsaan Indonesia. Tinggal di Brussel sejak 2006.Menulis opini, puisi, dan cerpen di Scheid.be, Medium.com, Kliksolo.com, Basabasi.co, Pos Bali, Ideide.id, Wattpad.com, Buletin Pusat Kependudukan Perempuan dan Perlindungan Anak – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas PGRI Semarang
12). Sofyan RH Zaid
Sofyan RH. Zaid, Lahir di Sumenep, 08 Januari 1986. Puisinya banyak dimuat di media massa regional dan nasional, juga mengisi berbagai antologi bersama baik regional maupun nasional. Tinggal di BekasiJawa barat.
13). Bambang Widiatmoko
Bambang Widiatmoko (lahir di Yogyakarta) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa esei, cerita pendek, dan puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar dan terhimpun di berbagai antologi puisi, esei, dan memoar. Puisi-puisi Bambang banyak dibahas dalam berbagai kajian, digunakan sebagai materi lomba baca puisi dan musikalisasi puisi. Namanya tercatat sebagai salah satu penyair Dari Negeri Poci. Di sela pekerjaannya sebagai dosen, Bambang Widiatmoko juga aktif sebagai Ketua Komunitas Sastra Indonesia. Beberapa perhelatan sastra berskala nasional dan internasional pernah mengundangnya hadir sebagai peserta dan pembicara, antara lain Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia dan 33rd World Congress of Poets di Ipoh Malaysia, 2013. Karya : Pertempuran (1980); Anak Panah (1996); Agama Jam (2002); Kota Tanpa Bunga (2008); Hikayat Kata (2011); Jalan Tak Berumah (2014).
14). Aloysius Slamet Widodo
Aloysius Slamet Widodo, lahir di Solo, 29 Februari 1952 . Adalah sastrawan Indonesia angkatan 2000. Mengunjungi SD Pangudi Luhur Purbayan, SMP Bintang Laut, SMA Santo Yoseph, dan arsitektur ITB. Karyanya natara lain : Potret Wajah Kita 2004, Bernafas dalam Resesi 2005, Kentut 2006, Selingkuh 2007, Simpenan 2009, Namaku Indonesia 2012. Penyair ini dekenak dengan Tokoh penyair dengan puisi-puisi Glayengan yang terkenal. Bersama Sosiawan Leak dan Rg Bagus Warsono dicatat sebagai pembaharu puisi Indonesia dengan tema-tema puisi Sakkarepmu (puisi bebas sekehendak hati) dan pada Penerbitan Antologi Bersama Lumbung Puisi Jilid VI Indonesia lucu menampilkan puisi Irit Kata yang membuat pemmbaca antologi ini terpingkal-pingkal.
15). Dharmadi
Dharmadi , lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29 September 1948. Dia menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, sampai tingkat sarjana muda. Di kenal sebagai penyair yang senang menulis puisi-puisi pendek, namun mampu menawarkan imaji yang panjang bagi penikmat puisi-puisinya. Karya-karya puisinya digolongkan bernuansa sufistik. Hal tersebut tak lepas dari kegemarannya yang kerap menuangkan berbagai pengalaman religiusnya sehari-hari ke dalam puisi karyanya.
Selain berkarya, Dharmadi juga aktif di Sanggar Pelangi (1971), Himpunan Penulis Muda Purwokerto (1974), Lingkar Seni dan Budaya (1986) dan Kancah Budaya Merdeka Banyumas (1993). Dalam proses kreatifnya berpuisi kerap memandang bahwa alam itu mempunyai daya. Daya yang ada pada alam itu adalah daya berasal dari Tuhan atau Kuasa Tuhan. Di situlah ia kemudian menggunakan diksi-diksi alam sebagai simbol ritual atau metafora. Kemudian ia mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya ketika berbicara mengenai relasinya dengan Sang Khalik dan keterkaitannya dengan alam yang disikapinya dengan penghargaan penuh. Mungkin inilah yang ditangkap oleh pembaca, sehingga puisi-puisinya kemudian digolongkan ke dalam puisi sufistik. Dharmadi lebih banyak menjalani proses kreatifnya ketika menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Purwokerto.
Kembali Ke Asa (Buku Kumpulan Puisi, 1999)
Dalam Kemarau (Buku Kumpulan Puisi, 2000)
Aku Mengunyah Cahaya Bulan (Buku Kumpulan yang berisi 56 puisi pilihan karyanya sejak 1974-2004)
Kalau Kau Rindu Aku (Buku Kumpulan Puisi, 2012)
Melacak Jejak (1993); Antologi Puisi Jawa Tengah (1994)
Lirik-Lirik Kemenangan (1994); Dari Negeri Poci (1993)
Getar II (1996); Dari Negeri Poci 2 (1994)
Dari Negeri Poci 3 (1996); Antologi Puisi Indonesia 1997 (1997); Dari Negeri Poci 4 (2013); Dari Negeri Poci 5 (2014); Puisi Menolak Korupsi (2014); Memo Untuk Presiden (2014)
16). Asro Al Murthawy
Asro al Murthawy lahir di Temanggung 6 November. Aktif sebagai salah satu pegiat sastra provinsi Jambi, duduk sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Merangin Jambi. Buku puisinya antara lain : Sketsa (Sanggar Tapa, Jambi, 1990); Pasang-pasang (Sanggar Tapa, Jambi, 1991); Lagu Bocah Kubu(Imaji, tanpa tahun); Obsesi Gobang (Imaji,2001); Equalibrium Retak( Imaji, 2007) dan Syahadat Senggama (RKM 2016)). Satu dari belasan cerpennya termuat dalam Dari Kedondong Sampai Tauh (DKJ,1998), Suara Karya, Merdeka Minggu, Swadesi, Simponi dan Majalah Sastra Horison. Kini beralamat di Kantor BPS Merangin Jalan P. Temenggung Bangko Kabupaten Merangin-Jambi 37311, mengasuh sanggar Sastra IMAJI
17). Dewa Putu Sahadewa
Dewa Putu Sahadewa ,Lahir di Denpasar tahun 1969. Menulis puisi sejak SMP , sekitar tahun 1980an sangat aktif di dunia Sastra Yang baru dilanjutkan kembali tahun 2015 dan 2016 dengan dua antologi puisi tunggal , serta puluhan antologi puisi bersama . Bergiat di Kupang sampai kini sebagai dokter spesialis kandungan, sembari penjadi provokator dan anggota di beberapa ajang sastra dan komunitas sastra , termasuk menjadi salah satu pendiri Jatijagat Kampung Puisi di Bali.
18). L Surajiya
L Surajiya lahir di Kulon Progo 5 Juli 1974, menamatkan SMSR Seni Lukis Yogyakarta 1995 dan ISI Seni Lukis 2005, Karyanya : Jangan Paksa Dirimu untuk Mencintaiku, Fridadaneva, Aku Istriku dan bukan Apel, dan SUrat Untuk Kekasih. Tinggal di Yogyakarta.
19). Barokah Nawawi
Barokah, lahir di Pacitan 18 Agustus 1954.
Pensiunan PT Telkom ini telah menulis sejak remaja di berbagai media antara lain Jawa Pos, Berita Yudha dan Suara Karya. Buku karya puisinya antara lain Antologi puisi Bunga Bunga Semak, diterbitkan Pustaka Haikuku Bandung, tahun 2017. Antologi haiku Pancaran Hati, diterbitkan Pustaka Haikuku Bandung, tahun 2019. Ikut berbagai antologi puisi di group Lumbung Puisi sejak tahun 2018, lahir di Pacitan 18 Agustus 1954.
Pensiunan PT Telkom ini telah menulis sejak remaja di berbagai media antara lain Jawa Pos, Berita Yudha dan Suara Karya. Buku karya puisinya antara lain Antologi puisi Bunga Bunga Semak, diterbitkan Pustaka Haikuku Bandung, tahun 2017. Antologi haiku Pancaran Hati, diterbitkan Pustaka Haikuku Bandung, tahun 2019. Ikut berbagai antologi puisi di group Lumbung Puisi sejak tahun 2018.
20). Suyitno Ethex
Suyitno Ethex, Lahir dan dibesarkan di telatah Mojopahit (Mojokerto), karyanya berupa puisi, cerpen dan esai sudah dimuat di beberapa media massa, antara lain di Suara Karya, Republika, Sastra Sumbar, Media Indonesia dan lain-lain. Puisi-puisinya terkumpul dalam beberapa antologi puisi, antara lain di Temu Sastrawan di Medan, Temu Sastrawan di Kediri. Temu Sastrawan di Malaysia, Dari Sragen Memnadang Indonesia (2012), Malsasa (2013), Poetry2 Flows Into The Sink Into The Getter (2013), Puisi Menolak Korupsi (Jilid, I, II, IV, V), Memo Presiden (2015), Temanten Langgit (2015), Tifa Nusantara (2014 dan 2015), Solo Dalam Puisi (2014), Lumbung Puisi (2015), Cimanuk (2016), Negeri Awan (2017), Festival Bangkalan (2017), Ruang Tak Lagi Ruang (2017), Kesaksian Tiang Listrik (2018), Negeri Bahari (Negeri Poci 2018), Jejak Sajak Batu Runcing (2018), Sabda Alam (2019), Zamrud Khatulistiwa (2019), Membaca Hijan di Bulan Purnama (Tembi, 2019) dan lain-lain. Juga dalam Antologi “Bersetubuh Dengan Waktu” (2014), “Dari Cinta Ke Negara” (2015), “Rasa Ku Rasa” (2016) dan Kumpulan Cerpen “Sepeda Pancal” (2016), “Gapura Menapak Jejak Mojopahit” (2018), “Pemulung Diksi” (2019)
Bekerja di UPT Dinas Pendidikan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto, dan Dosen di Institut Agama Islam Uluwiyah. Aktif di Dewan Kesenian Kab. Mojokerto, sebagai Wakil Ketua, dan Penggiat Gerakan Puisi Menolak Korupsi (PMK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar